Selasa, 06 Oktober 2015

Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)



Manusia adalah mahkluk sosial. Ketika dua orang yang tidak mengenal saling bertemu, mereka akan memiliki banyak presepsi positif maupun negatif. Komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian pada pertemuan pertama kali tersebut.
Kesamaan diantara individu akan mengurangi ketidakpastian, sementara perbedaan dari individu akan meningkatkan ketidakpastian. Tingginya tingkat ketidakpastian menghasilkan tingkat ketidaksukaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, berkurangnya tingkat ketidakpastian akan meningkatkan pula rasa suka dari individu tersebut.

Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif. Individu yang berada di dalam ketidakpastian membutuhkan emosional dan psikologis yang tidak sedikit.

Dasar Teori Pengurangan Ketidakpastian
Pada tahun 1975, Charles Berger dan Richard J. Calabrese  mengembangkan Teori Pengurangan Ketidakpastian, hal ini dapat dilihat dan diaplikasikan dalam beberapa konteks  komunikasi yaitu Komunikasi organisasi, kelompok dan komunikasi interpersonal. Secara umum Teori Pengurangan Ketidakpastian ini lebih sering digunakan untuk menganalisis perilaku komunikasi dalam konteks interpersonal, terutama komunikasi diantara dua individu.
 Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory) ini terkadang disebut Initial Interaction Theory (Teori Interaksi Awal). Tujuan teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian diantara orang asing yang terlibat. Teori ini digunakan untuk menjelaskan proses komunikasi antar dua orang yang tidak saling kenal sebelumnya, sehingga berupaya mencari informasi guna mengurangi ketidakpastian.
Sementara itu, ada tiga fase yang utama dalam komunikasi yang harus dilewati hingga diperoleh hasil komunikasi:
1.      Fase awal yaitu tahapan awal dari sebuah interaksi diantara orang asing.
2.       Fase personal yaitu tahapan dalam sebuah hubungan ketika orang mulai untuk berkomunikasi secara lebih spontan dan personal.
3.      Fase akhir yaitu tahapan dalam sebuah hubungan ketika orang memutuskan apakah untuk meneruskan hubungan atau menghentikanya.
Pada tahap awal menjalin suatu interaksi, biasanya terjadi dua jenis ketidakpastian, yaitu situasi ketidakpastian yang berkaitan erat dengan perilaku dan situasi ketidakpastian yang berhubungan dengan kognitif.
Pada prinsipnya, teori Pengurangan Ketidakpastian ini lebih sering digunakan untuk menganalisis perilaku komunikasi dalam konteks komunikasi interpersonal, khususnya komunikasi yang dilakukan oleh dua individu. Tingkatan ketidakpastian tertinggi pada suatu situasi, sedangkan tingkatan terendah dan harapan individu dapat memprediksi tingkah laku seseorang dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dari interaksi tersebut.
 Masalah terbesar yang akan dihadapi oleh individu yang baru pertamakali melakukan interaksi yaitu kesulitan dalam memprediksi perilaku pasangan komunikasi. Cara yang harus dilakukan dalam mengurangi ketidakpastian diantara individu-individu yang saling berkomunikasi, termasuk ketidakpastian ketika berhadapan dan berinteraksi dengan orang asing yaitu pencarian informasi. Informasi diartikan sebagai “segala sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian”. Informasi ini diperoleh dengan cara proses komunikasi yang dilakukan antar individu, dari pasangan komunikasi mereka maupun dari kelompok yang memberikan informasi.

Jenis-Jenis Ketidakpastian

            Berger juga mengembangkan Teori Uncertainty Reduction ini  dengan membangun 2 jenis ketidakpastian yang dirasakan seseorang, yaitu :
1.       Ketidakpastian Perilaku.
Berkaitan dengan ketidakpastian akan perilaku mana yang seharusnya seseorang lakukan dalam suatu situasi.
2.        Ketidakpastian Kognisi.
Berkaitan dengan ketidakpastian tentang apa yang mesti difikirkan tentang sesuatu atau orang lain.

Selanjutnya Berger dan Calabrese berpendapat bahwa uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif. Uncertainty reduction yang proaktif yaitu ketika seseorang berpikir tentang pilihan komunikasi sebelum benar-benar terikat dengan orang lain. Uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri.
Contoh kasus :
Suatu hari Anwar siswa kelas 1 sebuah SMA duduk di bangku depan kelas menunggu kelas dimulai. Di sebelahnya duduk seorang wanita yang tidak dikenalnya, yang juga siswi di sekolah tersebut. Setelah 5 menit berlalu, mereka merasa saling tidak nyaman dengan suasana tegang karena mereka tidak saling mengenal dan terus berdiam diri. Ada rasa ketidakpastian apakah orang di sebelahnya merasa tidak nyaman atau berpikir bahwa orang di sebelahnya itu sombong karena tidak menyapa dan tidak mengajak berkenalan. Akhirnya Anwar menyapa wanita itu dan mengajaknya berkenalan, belum lama mereka mengobrol akhirnya mereka masuk ke kelas masing – masing. Anwar mengalami ketidakpastian kembali dengan berpikir, apakah wanita itu menganggapnya “sok kenal”? tapi Anwar memiliki keinginan untuk mengurangi ketidakpastian tersebut dengan mengajak wanita itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah laku dari orang itu.

Berger dan Calabrese menyatakan bahwa ketidakpastian dihubungkan dengan tujuh konsep lainnya yang berakar pada komunikasi dan perkembangan hubungan.
Tujuh konsep itu adalah: verbal output, nonverbal warmth (seperti misalnya nada bicara yang menyenangkan), pencarian informasi (menanyakan pertanyaan), self-disclosure (menyampaikan bagian dari informasi tentang diri sendiri pada orang lain), reciprocity (pertukaran) disclosure, persamaan, dan kegemaran.

Aksioma Uncertainty Reduction Theory (Teori Pengurangan Ketidakpastian)

Aksioma adalah pernyataan atau ide yang diterima sebagai suatu kebenaran karena pernyataan itu mengandung kebenaran dan bisa dibuktikan.
Sementara itu, dalam Uncertanty Reduction Theory mengemukakan adanya tujuh aksioma (kebenaran yang ditarik dari penelitian sebelumnya dan akal sehat) :
1. Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal akan meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negative antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
2. Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negative.
3. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan menungkatnya perilaku pencarian infromasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.
4. Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ni memeprlihatkan hubungan yang negative antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.
5. Ketidkapastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkay resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini.
6. Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyakan sebuah hubungan yang negative.
7. Peningkatan ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan; penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Ini merupakan hubungan negatif.

Teori pengurangan ketidakpastian ini bisa digambarkan dalam beberapa contoh:
Ani dan Dewi bersahabat. Pada suatu malam, Dewi mengirimkan sms kepada Ani. Setelah membalas sms tersebut, Ani tidak mendapat balesan balik padahal pesannya mengandung pertanyaan. Ani berpikir kalau Dewi marah kepadanya karena Ani sempat menceritakan bahwa dia kemarin bertemu dengan mantan kekasihnya Dewi yang sempat bermasalah dengan Dewi. Malam itu, Ani benar-benar takut kalau Dewi marah dengannya. Besoknya, Ani bertemu dengan Dewi. Namun, Dewi malah tersenyum kepadanya dan tidak ada tanda-tanda bahwa Dewi marah kepadanya. Ani sedikit optimis kalu Dewi tidak marah kepadanya. Di akhir kelas, Dewi mengahmpiri Ani dan berkata: Hai, maaf kemarin aku tidak sadar kalau pulsaku ternyata sudah habis. Pati kamu menyangka kalau aku marah sama kamu, ya? Ani tertawa lalu mengiyakan perkataan Dewi. Mereka berdua pun tertawa. Adanya ketidakpastian apakah Dewi marah terhadap Ani atau tidak. Namun, dari senyuman Dewi, Ani mempunyai petunjuk kalau Dewi tidak marah kepadanya. Selain itu, sebelum Ani memastikan dengan bertanya langsung kepada Dewi, sahabatnya itu sudah memberitahu duluan bahwa dia memang tidak marah kepadanya.
Sementara contoh salah satu aspek (strategi) dalam expansion of URT. Ria bersahabat dengan Amel dan mereka berdua berada dalam satu kelas, secara nampak mereka berdua saling mengamati satu sama lain dan hal tersebut masuk dalam passive strategies. Ketika Ria mengamati bagaimana Amel bereaksi terhadap lelucon yang diberikan oleh dosennya saat mengajar, dia (Ria) menggunakan passive strategies yang disebut reactivity searching atau mengamati Amel yang melakukan sesuatu. Selain itu, adanya disinhibition searching, yaitu suatu passive strategi yang dilakukan denganmengamati perilaku natural seseorang atau perilaku uninhibited dalam lingkungan yang nonformal. Misalnya, Ria ingin mengamati Amel dalam setting yang lebih nonformal, yaitu di luar kelas. Ria ingin melihat bagaiman Amel bersikap ketika inhibition-nya menurun.
Konstruksi termasuk tingkat ketidakpastian, sifat hubungan dan cara-cara untuk mengurangi ketidakpastian. asumsi mendasari termasuk bahwa seorang individu kognitif akan memproses adanya ketidakpastian dan mengambil langkah untuk mengurangi hal itukondisi batas tersebut untuk teori ini adalah bahwa harus ada semacam situasi sosial di luar dan internal memicu proses kognitif.
Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, dapat dilakukan dalam tiga cara:
1.      Strategi pasif : mengamati orang itu.
2.      Strategi aktif : meminta orang lain tentang orang atau mendongak info.
3.      Interaktif         :mengajukan pertanyaan, keterbukaan diri.

Teori Pengurangan Ketidakpastian memprediksi dan menjelaskan elemen-elemen dari interaksi awal antara orang-orang dengan cara yang tidak ada teori lain tidak. Hal itu telah digunakan untuk mempelajari komunikasi dalam berbagai situasi dari kelompok kecil untuk komunikasi massa.
Ketidakpastian dalam membangun relationship mungkin berbeda dengan ketidakpastian dalam initial ecounters. Hal tersebut dapat berfungsi secara dialectical dalam suatu relationship, yaitu bahwa terdapat kemungkjinan menjadi suatu ketegangan dalam mengurangi dan meningkatkan ketidakpastian dalam membangun relationship. Sementara pengurangan uncertainty dapat menjadi reward, kemampuan untuk memprediksi perilaku orang secara lengkap dapat membawa kebosanan (boredom). Boredom dalam suatu hubungan interpersonal mungkin lebih termasuk cost daripada reward.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar